Pembeli Adalah Raja,Masihkah Layak?


Pembeli Adalah Raja,Masihkah Layak?Salah satu petikan dialog saat Edward bersama vivian ketika berada di sebuah boutique ternama.
Vivian: Coba..lihat Edward...mereka memandang, memberi hormat dan menyapa kita
Edward: Kamu keliru vi
Vivian : Apanya yang keliru?
Edward : Mereka nampak tersenyum, ramah,sopan,dan hormat hanya ke pada uang atau kartu kredit kita,dan bukan untuk di tujukan kepada orang yang membawanya.
Padahal sebelumnya vivian pernah di cemooh,di kecilkan bahkan sempat di usir oleh pemilik buotique tadi.(Pretty Woman@1990)

Pembeli Adalah Raja,Masihkah Layak?.Potongan percakapan dari film lawas di atas,memang tidak menandakan pembeli adalah raja sesungguhnya,malah terkesan si penjualnya sendiri berlaku sebaliknya.Dan terkadang dari sebagian mereka cuma melihat penampilan kulit luar dari  para calon pembelinya.
Sementara di kisah dan kejadian lain si pembeli justru senang menikmati predikat itu,alasannya agar di anggap nyata bak seorang raja.(baca juga kisah si petugas resto siap saji yang terkena imbas dari nya@di artikel sebelumnya "Pembeli Adalah Raja,Masih Relevankah?).

Pembeli Adalah Raja,Masihkah Layak?
Terlebih di jaman seperti sekarang ini,tingginya ego, gedenya gengsi,dan alasan status sosial membuat hal yang kecil kerap menjandi besar.Terutama ketika si pembeli merasa mendapatkan perlakuan,pelayanan dan sesuatu yang telah di bayarnya tidak memuaskan.Belum lagi di tambah adanya perlindungan hak konsumen dari satu lembaga makin menguatkan dan mendewakan saja posisinya.

Namun bagaimana dengan sebagian orang yang kebetulan kesehariannya berkecimpung di bidang jasa (pelayanan umum),misalnya.
Sudah barang tentu tak akan asing dengan keadaan ini,di rasa.Dan tak jarang dari mereka harus rela menelan pahit dari buntut kejadian yang sebenarnya memang tak di  harapkan terjadi.
Karena mengingat sampai detik ini belum ada wadah pembelaan seperti perihal di atas.
Meski mau salah atau pun benar posisinya,konsumen tetap di anggap benar oleh prinsip dan peraturan yang sadar di buat di tempat mereka harus mengais rezeki setiap harinya.

Pesan Moril.
Akan lebih terlihat indah,sepertinya,bila transaksi di hiasi dengan suasana saling menghargai.
Di mana si pembelinya puas mendapatkan sesuatu,sedang si penjualnya kerap melayani dengan Nawaitu.*yet.