Dua Baris Dialog


Dua Baris DialogDua Baris Dialog. Hargai dan hormatilah orang lain terlebih dulu,dengan begitu barulah orang lain bisa menghargai dan menghormati pula akan keberadaanmu.(Setidaknya seperti itu wejangan yang pernah kita sering dengar bersama,yang berasal dari orang-orang santun dan bijak,seperti kedua orang tua,para guru pendidik serta orang terdekat di sekitar kita).Dan kurang lebih,seperti itu juga hasil pendapat untuk sebuah request pada screenshot kolom dialog seperti yang nampak di samping kiri atas.

Sudah mulai sedikit bergeser arti sebuah nilaikah?.Atau apa karena pengaruh lingkungan sosialnya,belum lagi di tambah adanya beragam ego,karekter, perbedaan logika dan cara berpikir yang menyebabkan hal itu di anggap
hepisepi.Loh kok bisa?.Bukannya apa-apa ,kalau pun itu di anggapnya merupakan satu ungkapan fitrah dari tiap diri,namun apa karna fitrah pula,alasannya.Lantas menjadikan hal itu ndak bisa di perbagus lagi.

Contoh sederhana yang coba saya gambarkan,salah satunya seperti bila kita berada di suatu tempat keramaian(umum).Sempet atau mungkin pernah mengalami dalam menunggu antrian...tiba-tiba ada yang menyelak posisi barisan antrian kita.Atau bila kita berada di dalam satu bus atau angkutan umum lain,ada orang di hadapan kita,di waktu ketika ia batuk atau bersin yang harusnya ia menutupi mulutnya(namun tidak kunjung ia lakukan),yang hingga spontan membuat kita tutup hidung,karena tepat persis semburan hawanya mengarah ke depan muka.hmmm...

Dua Baris Dialog

Dan bila boleh saya kembali menambahkan satu contoh sederhana lainnya,seperti.Di saat ada kegiatan rutinitas(pekerjaan)seorang staff cleaning service.Di tengah sedang asyik mengepel lantai,entah itu bisa di pusat perberlanjaan,penginapan,hotel,rumah sakit dan tempat umum lainnya.Dengan niat sengaja ataupun tidak(hanya yang bersangkutan..yang pasti mengetahuinya).

Kemudian ia pun langsung bergegas berjalan lenggang (ilustrasi cerita berandai-andai,berdasar yang ada di dalam foto di atas)si pejalan atau pengunjung itu,dengan melewati permukaan  lantai yang masih terlihat setengah basah sampai meninggalkan bekas tapak sepasang sepatu yang sedang di kenakannya,hal itu tentu saja mendadak membuat si staff menghentikan sesaat laju irama ayunan stik pel-an nya(tongkat=alat pengepel),si staff pun cuma sanggup menatap sambil menarik napas di sela kegusarannya(imungkin hal ini hanya secuil kisah terkait Dua Baris Dialog seperti tema judul,dalam aktifitas kesehariannya).*yet.